TIPS MENJADI ORANG YANG TEGAS
Menurut penelitian, berdasarkan tipe temperamen hanya sekitar tiga
persen dari populasi manusia yang memiliki sikap tegas secara alamiah.
Selebihnya memiliki ketegasan yang terbentuk dari lingkungan ataupun
melalui pengetahuan dan pengalaman.
Lingkungan yang kurang mendukung dapat membentuk pribadi yang lemah
dan tidak tegas. Misalnya disebabkan selalu berada dalam posisi sebagai
seorang pengikut atau follower. Sering berada di situasi yang tidak
memberi peluang untuk mengemukakan pendapat atau mengambil keputusan
juga membuat sulit melatih ketegasan sikap.
Namun ketegasan sebenarnya diawali dari diri sendiri. Ketegasan lahir
dari keyakinan dan komitmen pribadi terhadap keputusan yang diambil,
dan ini terpancar dalam tindakan dan aktivitas Anda.
Seorang wasit pertandingan sepak bola dikeroyok suporter karena
dianggap berpihak dan tidak tegas. Banyak sidang pengadilan yang kacau
karena ketegasan peradilan terabaikan. Sejarah membuktikan banyak
pemerintahan tumbang karena kepemimpinan yang lemah dan kompromis.
Apa yang membuat tidak bisa bersikap tegas ?
1. Mudah ikut arus
Ketika Anda merasa sulit untuk memilih dan memutuskan sesuatu, biasanya
manusia cenderung mengikuti suara terbanyak atau pilihan yang paling
populer. Mudah mengikuti arus membuat sulit untuk memiliki jati diri dan
tidak tegas dalam menentukan pilihan.
2. Kurang percaya diri
Biasanya kita sulit mengambil keputusan jika kita terjebak dalam grey
area atau zona abu-abu. Terjebak dalam area ini akan melemahkan rasa
percaya diri sehingga sulit untuk bersikap tegas.
3. Sering bertindak gegabah.
Ada tipe orang yang berpikir dahulu sebelum bertindak. Namun tidak
sedikit pula orang yang bertindak dulu baru berpikir. Biasanya mereka
ceroboh dan tergesa-gesa lalu menyesali kembali keputusannya. Orang
plin-plan kata-katanya tidak bisa dipegang. Sikap seperti ini sulit
dipercaya atau diandalkan dan tidak dapat menjadi seorang pemimpin yang
baik.
SOLUSI:
1. Konsisten
Bersikap tegas berarti konsisten terhadap keputusan yang diambil dan
berani menerima konsekuensinya walaupun berat. Bunda Teresa menerapkan
sikap konsisten ketika menerima gadis-gadis muda untuk bergabung dalam
pelayanan dengan Misionaris Karitas. Ia tidak bersikap lunak, bahkan
langsung menyuruh mereka ke tempat orang-orang papa yang menghadapi
kematian. Ia ingin semua anggotanya menyadari bahwa tugas itu memang
berat, dan ia tidak ingin membuatnya jadi gampang. Tantangan mendorong
kita berani mengambil sikap.
2. Tentukan prioritas & fokus
Seorang dosen etika memberi ujian kepada mahasiswanya. Dalam 1 jam
mereka diminta untuk menuliskan segala sesuatu tentang kebaikan dan
kejahatan. Seorang mahasiswa asyik menulis mengenai kebaikan, tanpa
menyadari satu jam sudah berlalu. Ketika sang dosen memerintahkan untuk
mengumpulkan kertas ujian, dengan terburu-buru si mahasiswa tadi
menambahkan tulisan "Saya tidak punya waktu untuk kejahatan". Hikmah
yang bisa dipetik adalah fokus. Tentukan sasaran yang jelas dan pilihan
yang benar, lalu curahkanlah seluruh perhatian di situ.
3. Siapkan keputusan yang solid
Dalam Perang Dunia II, serangan terhadap kapal
perang Jerman � Bismarck � yang dilakukan oleh Inggris adalah hasil
dari keputusan Winston Churchil. Berulang kali ia menegaskan rincian
mengenai penyerbuan itu. Hasilnya ? Dalam tempo beberapa hari kapal
Bismarck pun karam. Fakta dan analisa yang tepat membuat kita merasa
yakin dan dapat bersikap tegas dalam membuat sebuah keputusan solid.
No comments:
Post a Comment