SEJARAH DESA NGAMPEL REJO
Setiap desa pasti memiliki
sejarahnya masing-masing demikian halnya dengan Desa Ngampelrejo. Sejarah asal
muasal desa seringkali tertuang dalam dongeng-dongeng yang diwariskan secara
turun-temurun dan disampaikan dari mulut kemulut. Sehingga sulit dibuktikan
kebenarannya secara fakta.
Dongeng tentang asal muasal
Desa Ngampelrejo diantaranya yang paling populer adalah Pada masa sunan bonang
sedang jajah desa milang kori bertepatan itu ada serombongan sepasang pengantin
yang sedang sepasar ke mertuanya dengan membawa berbagai
macam makanan, di tengah perjalanan tiba-tiba di hadang oleh segerombolan
perampok atau dengan istilah begal yang di pimpin oleh seorang pemuda bernama
joko delik dengan lima orang temannya, mengobrak abrik makanan yang dibawa
akhirnya tumpah berserakan di tengah jalan, bersamaan itu mbah sunan bonang
sedang lewat dan berkata kepada “joko delik” bahwa yang di bawa itu bukan nasi
tetapi batu yang bentuknya menyerupai bucu/tumpeng, dan sekarang tempat itu
dinamakan watu bucu, kemudian
segerombolan perampok itu membawa sepasang pengantin ke suatu tempat namanya kramat, lalu sepasang pengantin itu
dibunuh dan joko delik bersama teman-temannya melarikan diri ke segala arah, ada yang ke timur, ada yang
kebarat, ke selatan dan ke utara. Setiap joko delik dan teman-temannya akan
merampok itu selalu mengendap-endap atau istilah jawanya “ ampel-ampel “, di bawah pohon beringin untuk mengintai mangsa.
akhirnya masyarakat sekitar untuk mengenang kebiasaan joko delik seperti
itu menyebut tempat itu
dengan sebutan Ngampel, karena dengan perkembangan
jaman bahwa tempat tersebut selalu rame
maka di tambah dengan kata rejo sehingga
menjadi Ngampelrejo.
Desa Ngampelrejo terbagi
dalam 5 dusun yaitu dusun mojoroto, dusun seboto,dusun tajeman, dusun lemahbang
dan dusun ngampel, dan tiap dusun mempunyai cerita sendiri-sendiri. dinamakan
dusun seboto sebab dulu masyarakatnya kegiatannya banyak yang membuat bata
dengan membakar memakai pohon asem akhirnya dusun tersebut dinamakan seboto
diambil dari kata “ asem “ dan “ bata “. selain seboto ada juga dusun
mojoroto yang ceritanya dulu daerah tersebut rata dengan tumbuhan mojo sehingga
orang-orang menamakan mojoroto, juga dusun tajeman ceritanya dulu watak
masyarakatnya beringas-beringas dan ganas akhirnya orang-orang menamakan
tajeman, ada juga dusun lemahbang ceritanya bahwa daerah tersebut tanahnya
kebanyakkan berwarna merah makanya disebut lemahbang, yang diambil dari kata
“lemah dan abang (merah).
emmmmm
ReplyDelete